Kamis, 27 Februari 2014

Cinta Sederhana Ayah

-Terkadang ia terlihat sangat angkuh,arogan bahkan cenderung tidak perhatian. Namun sadarkah kita bagaimana Ayah selalu mencoba memastikan bahwa kita baik baik saja? Apa kita pernah melihatnya menangis saat ia merasa bahagia atau berduka? Ayah, sosok itu yang selalu menempatkan kita sebagai pelita hidupnya. Walau terkadang ia sering kita abaikan tapi ia tetap menjadikan kita sebagai malaikat jagoan kecilnya-
  
Pada suatu hari dipagi nan indah dengan secarik senyum sang mentari, di sudut kota di sebuah rumah tua.

  "Huuuh, kenapa aku bisa punya ayah seperti ini?kenapa Tuhan?kenapa?Kenapa aku harus hidup di tengah keluarga dan punya ayah yang tak seperti ayah temanku," Gadis cantik yang bernama lengkap Rindu Colline Azzahra itu terus menangis, menjerit,dan menyuarakan protesnya kepada Tuhan.

Hari hari dalam hidup Rindu di lalui nya dengan semua amarah.Rindu harus hidup berkecukupan, selalu bertentangan dengan ayahnya. Apupun yang ingin Rindu lakukan selalu salah di mata sang ayah.Ayah yang selalu hanya bisa memarahi dan tidak pernah perhatian padanya. Jangankan perhatian untuk hal yang besar yang kecil sekalipun seperti "sudah makan nak?" jarang bahkan tidak pernah terlontar dari mulut sang ayah. Selalu sang ibu yang perhatian padanya. Yang rindu tau hanyalah ayahnya itu adalah seorang lelaki yang tak pernah menganggap nya ada. 

Pada Minggu pagi "Yah besok aku akan ikut lomba musik disekolah dan aku harus membeli gitar," kata rindu dengan semangat. "Uang ayah belum ada, lain kali saja!" jawab ayah tegas dan singkat.Sontak hal itu membuat rindu kaget dan terdiam. Rindu pun langsung berkata "Ayah jahat,ayah gak pernah nurutin kata Rindu,ayah kenapa gak seperti ayah temanku? mereka sangat disayang!! sementara akuu??selalu ayah anggap tidak ada!," (air mata pun berlinang di pipi Rindu dan ia langsung berlari kekamar).


Diruang tamu ayahnya hanya diam, lalu sebutir air jatuh membasahi pipi sang ayah "Maafkan ayah nak,maafkan ayah belum bisa menjadi seperti apa yang kamu inginkan,ayah janji dalam waktu dekat ini ayah akan berusaha memenuhi permintaan mu untuk yang terakhir kalinya," besik sang ayah dalam hati. Saat itu juga sang ayah langsung beranjak pergi dari tempat duduknya."

Mau kemana pak?" Kata ibu. "Mau kerumah orang tua bu,bapak rindu ingin melihat mereka, jangan ikut jaga rindu saja dirumah bu, ayah pergi selama 1 minggu," kata sang ayah. "hati hati yah, setelah 1 minggu disana langsung pulang," ibu menjawab. "ia bu," Ayah langsung pergi tanpa berpamitan pada Rindu.

Setelah pergi lenyap dari hadapan sang istri, ternyata ayah bukan ketempat orang tuanya,tetapi dalam waktu seminggu itu ayah ingin bekerja keras dari pagi hingga pagi lagi untuk bisa memenuhi permintaan Rindu. Ayah bekerja sebagai kuli bangunan siang harinya, tak perlu takut terik matahari yang akan membakar kulitnya, tak perlu takut hujan yang akan membasahi tubuhnya, yang terpenting ia bisa mendapat uang untuk membeli gitar.

"Ayah kemana bu?sudah beberapa hari ini ia tidak dirumah," tanya rindu sedikit penasaran Pada sang ibu. "Ayah kerumah kakek dan nenek mu nak,untuk 1 minggu ini," . Selama 1 minggu ayah tak dirumah selama 1 minggu itu pula Rindu meraskan hidup bebas, ia senang tapi terkadang ia juga sedih, ayah serasa benar benar tak ada lagi di hidupnya. setelah 6 hari berlalu, esoknya ia akan mengikuti lomba menyanyi dan harus ada gitar, sementara Rindu belum juga mempunyai gitar. Hati nya terpukul,sakit,dan mengapa ia harus mempunyai ayah yang sama sekali tak peduli dengannya.

Sementara pada saat itu ayah telah berhasil mendapatkan uang selama 6 hari ia bekerja. Ia langsung membeli gitar unutuk Rindu. Tetapi kejadian buruk menimpa sang ayah, setelah mendapat gitar dan ingin pulang, ayah kecelakaan dan ia harus di rawat di RS. Setiba di rumah sakit pihak Rs menghubungi istri pak rio, sontak ibu lari dan pergi menuju rumah sakit. Setiba di rumah sakit ibu melihat ayah terbaring lemah di Rs terebut.

"Ayah kenapa yah,kenapa?," kata ibu pada ayah sambil menangis. Ayah hanya diam dan tersenyum. Lalu ayah memberikan gitar dan selembar surat kepada ibu agar di serahkan kepada rindu besok saat ia ingin lomba, dan tidak menceritakan kepada rindu tentang keadaan nya sat ini.

Hari esok pun tiba,Rrindu ingin pergi lomba tapi tidak bisa tanpa ada gitar. Beberapa saat kemudian datang ibu membawakan gitar dan surat untuknya. "ini gitarmu" kata ibu. Rindu sangat bahagia melihat itu. "ini dia yang aku mau, gak seperti ayah yang gak bisa beliin aku gitar" Celetus rindu.

Gitar di bawa Rindu sementara surat tersebut nanti di bacanya, setelah perlombaamn selesai Rindu pun menjadi juara pertama. Rindu perlahan membuk surat. "Rindu ini gitar untuk kamu, maafkan ayah selama ini jika belum bisa menjadi yang terbaik bagimu, ayah tau pasti kamu akan terlihat menarik menggunakan gitar ini,dan pasti kamu mendapatkan peringkat pertama. selamat anakku rindu." 

Begitu selesai membaca surat hati rindu terasa teriris dan itu sangat pedih. Ia tak menyangka ternyata ayahnya pergi dari rumah hanya untuk memenuhi permintaannya, ia menangis dan meraung. "bu ayah mana?? " kata rindu sambil terisak isak," ayah mu belum sampai nak" saat ibu ingin menjelaskan tiba tiba hp ibu berdering "ibu, suami ibu telah meninggal dunia," hp ibu terjatuh dan ia menangis. Ibu langsung membawa rindu kerumah sakit tanpa harus menjelaskan sepatah kata pun. Rindu pun bingung dengan keadaan ini.

Setiba di rumah sakit Rindu terkejut melihat sosok lelaki yang sangat ia kenali. Sosok lelaki yang dulu tak pernah perhatian padanya. Sosok lelaki yang dulu sempat ia benci, tapi sekarang ia menyesali semuanya. Lelaki yang dulu ia benci,, sekarang telah tiada dan hanya penyesalan lah yang di dipatkan oleh Rindu, waktu demi waktu berlalu, rindu terperangkap di dalam sebuah kenangan bersama penyesalan.Penyesalan yang sebenar nya tak ia ingin kan agar terjadi. Dan kini Hanya gitar pemberiann ayah nya lah yang menemani nya di setiap hari yang ia lalui. 

-TAMAT-


*Sumber : Nadya Wilanda

Tidak ada komentar:

Posting Komentar